Taman Rimbo Mulai Berbenah
Citra Kebun Binatang Taman Rimbo Jambi perlahan-lahan mulai membaik. Kebun binatang seluas tiga hektar itu tidak lagi dianggap sebagai kawasan yang jorok dan tak terawat. Warga kini mulai berdatangan seiring pembenahan yang dilakukan Dinas Peternakan Provinsi Jambi.
”Beberapa tahun lalu saya tidak berani datang ke Taman Rimbo. Selain sampah di mana-mana, kawasan ini dikuasai preman yang suka memeras,” tutur Tony (41), warga Kota Baru, yang datang ke Taman Rimbo bersama keponakannya, Hanny (6), Kamis (7/1).
Selain menantikan kedatangan sepasang harimau sumatera (Panthera tigris sumatrensis) dan lima pasang rusa tutul (Axis axis) dari Kebun Binatang Ragunan Jakarta, Tony mengantar sang kemenakan yang ingin melihat satwa sambil bermain. Saat Hanny bermain ayunan dan jungkat-jungkit, Tony beristirahat di tempat duduk seperti halte yang disediakan pengelola.
Di depan tempat duduk yang dipilih Tony terhampar taman dengan bunga berwarna-warni. ”Sekarang Taman Rimbo sudah tertata rapi. Saya senang karena memiliki tambahan tempat berlibur dengan keluarga,” ungkap ayah tiga putra ini. Dia juga mengaku merasa aman karena Taman Rimbo sudah dikelilingi pagar dan dijaga sejumlah petugas keamanan.
Selain Tony, beberapa keluarga tampak mengunjungi Taman Rimbo. Sambil menggendong sang buah hati, Widodo (38) menikmati ”pertunjukan” empat beruang madu yang berlarian ke sana kemari. Dia pun sempat meminta sang istri, Herawati (34), memotret dirinya di depan keempat ekor satwa tersebut.
”Meskipun koleksi satwanya masih sedikit, iktikad baik pemerintah untuk mengembangkan Taman Rimbo perlu didukung,” kata lelaki yang mempunyai usaha jual-beli sepeda motor ini.
Kendati sudah dibuka sejak tahun 1973, perhatian terhadap Taman Rimbo sebenarnya baru ditunjukkan pemerintah mulai tahun 2008. Kala itu, Dinas Peternakan Provinsi Jambi memusatkan Taman Rimbo di atas tanah seluas tiga hektar. Sejumlah kandang dibangun guna menampung 118 ekor satwa dari tiga jenis hewan, yakni mamalia, reptil, dan aves.
Meskipun sudah dipagari berkeliling, pengelolaan dan pengawasan Taman Rimbo belum optimal. Petugas keamanan hanya berjaga setengah hari dan penerangan di setiap kandang belum ada.
Akibatnya, seseorang bernama Samsudin berhasil meracuni, menguliti, dan membawa kabur harimau sumatera betina, Sheila, dari kandangnya pada Agustus 2009. ”Tak lama setelah kejadian itu, Dinas Peternakan menetapkan Taman Rimbo menjadi unit pelaksana teknis (UPT) dan mengangkat saya sebagai kepala kebun binatang,” tutur Adrianis.
Dengan menjadi UPT, Taman Rimbo memiliki anggaran untuk pembenahan. Tahun ini, pemerintah mengalokasikan dana Rp 1,3 miliar untuk membangun sejumlah fasilitas.
Menurut Kepala Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi Didy Wurjanto, jumlah kandang yang menggunakan kerangkeng besi akan dikurangi dan digantikan dengan kandang berkonsep alam terbuka. Lahan yang masih kosong juga akan diprioritaskan untuk pembuatan taman.
”Konsep alam terbuka dan taman perlu dikedepankan agar pengunjung tidak memandang satwa sebagai obyek tontonan semata, melainkan bagian dari kehidupan mereka,” katanya. (RIZ)***
Source : Kompas, Sabtu, 9 Januari 2010 | 03:44 WIB
0 komentar:
Posting Komentar