BOGOR, Lingkungan Global - Tim penyelamat enam mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta memastikan turun bersama para mahasiswa pendaki itu, Minggu (31/1) malam. Mereka tiba di posko penyelamatan di Curug Nangka, Ciapus, Bogor, pada pukul 21.00- 23.00 WIB.
Keenam mahasiswa pendaki itu adalah Febry, Wildan, Adib, Zaki, Urham, dan Unan. Mereka adalah anggota baru Mahasiswa Pencinta Alam UIN Sunan Kalijaga (Mapalaska) Yogyakarta. Mereka mendaki ke Puncak II Gunung Salak, Jawa Barat, Jumat, tanpa izin dari Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS).
Mereka membawa perbekalan hanya sampai hari Kamis (27/1). Pada Jumat mereka mengirimkan SMS kepada seniornya untuk meminta bantuan penyelamatan karena terjebak di jurang terjal dekat sungai.
”Cuaca di Gunung Salak baik, tidak turun hujan, sehingga tim penyelamat dan posko sepakat turun Minggu malam,” kata Jaka Basari dari Wanadri di Posko Curug Nangka.
Luki Kurnia Jaya dari Balai TNGHS di Posko Curug Nangka menambahkan, laporan dari tim penyelamat menyebutkan, kondisi mental dan fisik keenam mahasiswa itu baik. ”Karena kondisi mereka baik, kami memutuskan turun Minggu malam, tidak perlu menunggu Senin,” katanya.
Minggu sore, Iwan Firdaus, ketua posko penyelamatan mahasiswa itu, mengatakan, evakuasi tidak dapat dilaksanakan karena cuaca di Gunung Salak berkabut tebal.
”Tim penyelamat dan enam mahasiswa serta tim penjemput berkumpul dan menuju selter enam untuk membangun bivak dan bermalam di sana,” katanya.
Iwan mengatakan, Febry dan rekan-rekannya mendaki Gunung Salak untuk pemantapan keanggotaan Mapalaska UIN Yogyakarta. ”Mereka tidak disuruh senior. Mereka berinisiatif mengadakan ekspedisi ke Gunung Salak,” katanya.
Iwan memastikan pendakian itu ilegal karena tanpa izin Balai TNGHS dan berlangsung saat kawasan Gunung Salak tertutup untuk pendakian. ”Jangan membesar-besarkan masalah ini. Kondisi keenam mahasiswa itu baik,” kata Iwan, alumnus Mapalaska UIN Jakarta.
Sementara itu, Pembantu Rektor III UIN Sunan Kalijaga Maragustam Siregar mengatakan, proses evakuasi dimulai Minggu subuh. ”Setelah kondisi mereka memungkinkan, kami akan memanggil untuk evaluasi,” ujar Maragustam di Yogyakarta.
Para mahasiswa yang hilang adalah peserta Upacara Kegiatan Spesialisasi Rimba Gunung yang diadakan Mapalaska. Menghindari kejadian serupa pada masa mendatang, pihak rektorat akan memperketat izin kegiatan dari unit kegiatan mahasiswa (UKM) yang berisiko tinggi.
Maragustam mengaku kecolongan dengan hilangnya enam mahasiswa UIN Sunan Kalijaga dalam pendakian di Gunung Salak. ”Kami sama sekali tidak tahu tentang kegiatan tersebut, kami baru tahu saat menerima informasi mereka hilang,” ujarnya.
Padahal, semua kegiatan UKM yang berlangsung di luar kota harus memperoleh izin dari rektorat. Rektorat juga menyediakan pendamping pada beberapa kegiatan yang dinilai berbahaya.
Terkait hal itu, Sekretaris Mapalaska Ajidil Ashari menyatakan, anggota Mapalaska yang akan mendaki sudah meminta izin, termasuk menulis proposal untuk meminta dana. (RTS/IRE/Kompas)***
Source : Kompas, Senin, 1 Februari 2010 | 04:11 WIB
0 komentar:
Posting Komentar