YANG HOT KLIK DI SINI

Kamis, 25 Maret 2010

Di Ujung Tanduk Bantaran Sungai Cisanggarung

KERUSAKAN LINGKUNGAN

Di Ujung Tanduk Bantaran Sungai Cisanggarung

Sungai Cisanggarung yang menjadi sumber penghidupan warga di sekitarnya kini tak lagi ramah. Sejak awal musim hujan tahun ini dia memuntahkan isinya, membanjiri perkampungan dan menghapus ketenangan warga yang tinggal bertahun-tahun di tepinya.

Sudah tiga kali Cisanggarung meluap. Sungai yang berhulu di Kabupaten Kuningan ini memang telah "menua". Pengikisan tebing sungai telah terlihat, penggundulan bagian hulu dan bantaran sungai sudah terjadi, dan penumpukan sampah pun menjadi-jadi.

Dampak puncaknya, musim hujan tahun ini, ketika banjir masuk ke perkampungan di Tawangsari, Kecamatan Losari, setinggi 1 meter lebih. Menyusul kemudian, rentetan banjir yang juga menjebolkan tanggul buatan warga di Desa Cileduk Wetan. Saban minggu pasti ada kabar banjir di wilayah timur Kabupaten Cirebon. Rastam, warga Kampung Pelabuhan, Desa Cileduk Wetan, Kecamatan Ciledug, kini tak bisa tidur tenang. Rumahnya yang berada paling dekat dengan tanggul Sungai Cisanggarung, pekan lalu, terendam hingga 50 sentimeter. "Tidak bisa tidur. Semua barang digotong, banjir bikin susah," kata Rastam yang sudah berbuyut itu.

Banjir sering kali datang tibatiba meski tak terjadi hujan di Cirebon. Empat hari lalu, salah satu tanggul yang membatasi desa dengan Sungai Cisanggarung longsor terkikis arus sungai. Jalan di atas tanggul yang lebar awalnya 2 meter kini tinggal tak sampai 1 meter. Menurut M Yunus dan Dumung dari Sanggar Pecinta Alam Cirebon Timur, hampir 50 persen tanggul di sepanjang Sungai Cisanggarung, dari Kecamatan Ciledung hingga Losari, belum dibuat dari batu beton. Akibatnya, banyak yang terkikis saat hujan deras dan debit air besar. Bagian tikungan sungai, terutama, berpotensi tinggi terkikis.

Bukan hanya rumah yang terendam. Puluhan hektar sawah, kebun bawang dan tebu, juga tambak bandeng jadi korbannya. Para siswa yang hendak berangkat sekolah pun kesulitan karena terhadang banjir. "Selama ini belum pernah tanggul di sungai ini diperbaiki. Padahal, kerusakan tanggul dan bantaran sungainya sudah parah," ujar Yunus, Rabu (24/3). Rusak Kepala Pengelola Sumber Daya Air Kabupaten Cirebon Achsanudin Adi mengakui, sulit menangani persoalan banjir di Cirebon bagian timur karena menyangkut kondisi sungai dan infrastruktur yang sudah rusak. Untuk mengeruk endapan lumpur, menurut dia, butuh dana yang tidak sedikit. Ia mengatakan, pemerintah pusat juga harus berperan menanggulangi banjir karena itu bukan persoalan lokal.

"Untuk Sungai Ciberes (anak Sungai Cisanggarung) saja mungkin butuh Rp 12 miliar dari hulu ke hilir. Padahal, jatah APBD tahun ini hanya sekitar Rp 20 miliar. Masa iya, harus untuk pengerukan saja," katanya.

Warga yang resah akibat banjir berulang ini tak ingin kondisi itu makin parah mengingat tanggul dan bantaran Sungai Cisanggarung kian kronis. "Jangan sampai kalau sudah bedah baru ditangani. Percuma saja," kata seorang warga desa. (SIWI YUNITA CAHYANINGRUM/TIMBUKTU HARTHANA)***

Source : Kompas, Kamis, 25 Maret 2010 | 12:52 WIB

0 komentar:

Posting Komentar

 

TRANSLATE/TERJEMAH BAHASA

My Blog List

Site Info

Followers

LINGKUNGAN GLOBAL Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template