Waspadai Kawasan Penambangan
REMBANG - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG Jawa Tengah memperkirakan curah hujan di Kabupaten Rembang pada Januari 2010 tinggi. Masyarakat Rembang yang tinggal di kawasan pegunungan, khususnya pertambangan dan daerah aliran sungai, perlu mewaspadai bencana longsor dan banjir.
Menurut Kepala Kantor Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpolinmas) Rembang Suharso, Senin (21/12), BMKG menginformasikan curah hujan di Rembang selama Januari 2010 adalah 400-500 milimeter per detik. Curah hujan normal hanya 200 milimeter per detik.
Bencana yang potensial terjadi adalah longsor dan banjir. Daerah-daerah rawan longsor di Rembang antara lain Kecamatan Sale, Sedan, Kragan, dan Gunem. Daerah-daerah itu merupakan kawasan tambang galian C. "Adapun daerah-daerah rawan banjir berada di Kecamatan Lasem dan Pancur. Dua daerah itu dilalui Sungai Lasem atau Babagan," kata Suharso.
Suharso mengemukakan, Kesbangpolinmas akan membentuk tim penanggulangan bencana di desa dan kecamatan rawan bencana untuk mengantisipasi hal itu. Secara khusus, Kesbangpolinmas juga akan menyurati pemerintah setempat untuk menyosialisasikan kepada warga supaya memerhatikan anak-anak agar tidak bermain di sungai dan tambang. "Akhir-akhir ini terdapat dua kasus anak tenggelam di sungai. Selain itu, peledakan batu tambang berpotensi pula melabilkan tanah sekitar tambang. Hal itu berbahaya bagi anak-anak yang bermain di kawasan itu," kata Suharso. Pelibatan masyarakat
Ahli penanggulangan bencana BMKG Jawa Tengah Gatot M Sudrajat mengemukakan, penanggulangan bencana membutuhkan peran aktif masyarakat. Pemerintah perlu melibatkan masyarakat lantaran mereka yang tinggal dan tahu daerah serta yang pertama berhadapan dengan bencana.
Selama ini pemerintah kurang membekali masyarakat yang tinggal di kawasan rawan bencana dengan pengetahuan dan keterampilan penanggulangan bencana. Setidaknya harus ada satu tim yang memiliki kemampuan itu dan selalu memonitor potensi bencana.
"Jika sewaktu-waktu terjadi bencana, tim dapat bergerak cepat melakukan langkah-langkah penanganan pertama tanpa harus menunggu-nunggu pemerintah," kata Gatot. (hen)***
Source : Kompas, Selasa, 22 Desember 2009 | 12:28 WIB
Menurut Kepala Kantor Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpolinmas) Rembang Suharso, Senin (21/12), BMKG menginformasikan curah hujan di Rembang selama Januari 2010 adalah 400-500 milimeter per detik. Curah hujan normal hanya 200 milimeter per detik.
Bencana yang potensial terjadi adalah longsor dan banjir. Daerah-daerah rawan longsor di Rembang antara lain Kecamatan Sale, Sedan, Kragan, dan Gunem. Daerah-daerah itu merupakan kawasan tambang galian C. "Adapun daerah-daerah rawan banjir berada di Kecamatan Lasem dan Pancur. Dua daerah itu dilalui Sungai Lasem atau Babagan," kata Suharso.
Suharso mengemukakan, Kesbangpolinmas akan membentuk tim penanggulangan bencana di desa dan kecamatan rawan bencana untuk mengantisipasi hal itu. Secara khusus, Kesbangpolinmas juga akan menyurati pemerintah setempat untuk menyosialisasikan kepada warga supaya memerhatikan anak-anak agar tidak bermain di sungai dan tambang. "Akhir-akhir ini terdapat dua kasus anak tenggelam di sungai. Selain itu, peledakan batu tambang berpotensi pula melabilkan tanah sekitar tambang. Hal itu berbahaya bagi anak-anak yang bermain di kawasan itu," kata Suharso. Pelibatan masyarakat
Ahli penanggulangan bencana BMKG Jawa Tengah Gatot M Sudrajat mengemukakan, penanggulangan bencana membutuhkan peran aktif masyarakat. Pemerintah perlu melibatkan masyarakat lantaran mereka yang tinggal dan tahu daerah serta yang pertama berhadapan dengan bencana.
Selama ini pemerintah kurang membekali masyarakat yang tinggal di kawasan rawan bencana dengan pengetahuan dan keterampilan penanggulangan bencana. Setidaknya harus ada satu tim yang memiliki kemampuan itu dan selalu memonitor potensi bencana.
"Jika sewaktu-waktu terjadi bencana, tim dapat bergerak cepat melakukan langkah-langkah penanganan pertama tanpa harus menunggu-nunggu pemerintah," kata Gatot. (hen)***
Source : Kompas, Selasa, 22 Desember 2009 | 12:28 WIB
0 komentar:
Posting Komentar