LINGKUNGAN
Dengan Rp 50.000, Bisa Selamatkan Hutan
BOGOR - Para pemerhati lingkungan sudah waktunya mengambil aksi nyata. Salah satunya dengan menjadi adopter atau penyumbang donasi sebesar Rp 50.000. Uang sebesar itu sudah bisa membiayai pembelian bibit pohon dan biaya perawatannya selama lima tahun.
Inilah langkah yang dilakukan pengelola Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) di wilayah Cianten, Desa Purasari, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Minggu (13/12) kemarin.
Hutan kritis di TNGHS ditanami hampir 9.000 bibit pohon yang diperoleh dari adopter perorangan maupun lembaga. Setiap adopter pohon akan mendapat sertifikat Program Adopsi Pohon, yang diberikan Konsorsium Gede Pahala dan pemimpin TNGHS.
Sepanjang Sabtu (12/12) hingga Minggu (13/12), 22 petani penyadap getah pinus bersama adopter pohonnya dan sekitar 150 mahasiswa relawan menanami hutan kritis di kawasan TNGHS.
Penanaman ribuan bibit pohon asli tanaman TNGHS kemarin adalah yang kedua kali. Sebelumnya, penanaman 1.600 pohon dilaksanakan sendiri oleh 22 petani penyadap getah pinus yang bergabung dalam Kelompok Penyadap Pinus Masyarakat Peduli Konservasi atau yang dikenal sebagai petani penyadap pinus Cianten.
Penanaman bibit pohon pertama pada November 2009 itu dilaksanakan sepenuhnya atas biaya petani dari menyisihkan penghasilan mereka menyadap getah pinus, yang didukung Balai TNGHS, sejak mereka mulai menyadap getah pinus sembilan bulan sebelumnya. Penghasilan mereka menyadap pinus rata-rata Rp 500.000 per bulan. Jumlah ini memang lebih rendah dari upah minimum regional Kabupaten Bogor yang Rp 840.000 per bulan, tetapi para penyadap getah pinus rela mengorbankan penghasilan mereka demi kelestarian TNGHS.
Kepala Balai TNGHS Bambang Supriyanto mengatakan, hutan di kawasan TNGHS yang mengalami kerusakan atau degradasi menjadi hutan belukar atau lahan terbuka seluas 1.571,63 hektar. Luasan ini sekitar 37 persen dari luas kawasan taman nasional yang totalnya mencapai 4.206,18 hektar.
Itu sebabnya, perlu langkah konkret untuk mengatasi kerusakan ini. Apalagi, TNGHS adalah hulu dari ratusan anak sungai Cisadane dan gudang air bersih bagi masyarakat Jabodetabek.
Source : Kompas, Senin, 14 Desember 2009 | 03:30 WIB
0 komentar:
Posting Komentar